Jumat, 15 April 2011

Asyiknya Belanja di Pasar Modern

Selama ini pasar tradisional sudah identik dengan kesan jorok dan kumuh, gelap, bahu dan becek. Namun pasar tradisional tetap saja diburu masyarakat. Maklum, berbelanja di pasar tradisional memang menyenangkan. Tidak saja melihat sayuran hijau dan ikan laut yang segar, tetapi juga menikmati suasana di pasar itu. Orang lalu-lalang, tawar-menawar harga, dan mendengar pedagang menawarkan dagangannya.

Sekarang di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang mulai bermunculan pasar modern. Di pasar-pasar modern itu tidak ada kesan becek, gelap, bau, yang identik dengan pasar tradisional. Padahal, jenis barang yang dijajakan sama. Hanya saja, karena manajemen yang baik dan barang-barang yang dijajakan adalah barang-barang pilihan, belanja di pasar modern bisa menjadi alternatif jalan-jalan bagi keluarga.



Humas BSD City Anton Halusati mengatakan, konsep pasar modern pertama kali dikembangkan BSD. Tidak mengherankan, pasar modern BSD sering menjadi rujukan atau tempat studi banding bagi pemerintah daerah lain di luar Tangerang yang ingin merevitalisasi pasar tradisionalnya.

Kehadiran pasar modern itu merupakan upaya untuk memperbarui pasar tradisional sehingga bisa bersaing dengan pasar swalayan yang menawarkan suasana belanja nyaman, aman, dan harga agak miring (untuk beberapa jenis barang).

Pasar modern BSD City ini berdiri sejak 2004. Pasar seluas 2,4 hektar tersebut diisi oleh 303 lapak, 320 kios, dan 100 rumah toko (ruko).

Kehadiran pasar ini semakin eksis, punya ciri khas, dan tak mengganggu tiga peritel besar yang berdiri dengan radius hanya 3-5 kilometer dari pasar itu.

Dari sisi produk, konsep kios dan produk yang dijual di pasar ini tetap bernuansa tradisional, item bervariasi melebihi pasar swalayan. Bangunannya dirancang khusus dengan satu lantai dan memiliki langit-langit tinggi. Hal ini memungkinkan sirkulasi udara yang baik sehingga hawa dalam ruangan tak panas walau tanpa pendingin udara.

Di los sayur, warna-warna ceria sangat menarik mata. Hijaunya sayuran yang tersusun rapi di lapak sayur milik Evi (35), pedagang sayur di Fresh Market PIK, sangat kontras dengan merahnya paprika dan tomat, oranye cerah warna wortel, dan ungu tua terong belut. Warna-warni sayuran itu begitu menggemaskan.

Buah tomat tampak begitu memukau. Warnanya merah cerah, kulitnya mulus, dan dagingnya kenyal. Begitu juga terong yang tampak menggoda dengan warna ungunya yang mengilap. Tak ada satu pun sayuran yang dijual di pasar itu dalam kondisi layu atau busuk.

Tak hanya puas dengan ragam warna sayuran yang memikat mata, jenis sayuran yang disajikan pun sangat menarik dan jarang ditemukan di pasar tradisional pada umumnya.

Sebut saja kailan, kocai, atau poling yang biasa dikenal sebagai bayam taiwan, bokcoy, cemeo yang bentuknya menyerupai kol mini, dan kini—semacam timun jepang dalam ukuran besar. Di los ikan segar ada berbagai jenis hasil laut. Udang kiloan yang masih dalam keadaan hidup harganya hanya Rp 50.000 per kilogram. (dikutip dari koran Tribun Jakarta)

Sumber

1 komentar:

  1. Tolong saya ingin minta penjelasan tetang pengertian lapak pasar

    BalasHapus